Rangkuman Materi Fiqih kelas X Semester 1 Kurtilas (Bagian VII) - Bab I Konsep Fiqih dan Ibadah dalam Islam
E. Ibadah dan
Karasterisktiknya
4. Prinsip-prinsip ibadah dalam Islam
Ibadah
yang disyariatkan oleh Allah SWT. Dibangun di atas landasan yang kokoh yaitu :
a) Niat beribadah hanya
kepada Allah.
مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٤
Artinya : “Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (Q.S.
Al-Fatihah [1] : 4)
b) Ibadah yang tulus
kepada Allah SWT. Apabila sedikit saja ada niatan beribadah bukan hanya
karena Allah, tapi karena sesuatu yang lain, seperti riya’ atau ingin dipuji
orang lain, maka rusaklah ibadah itu.
قُلۡ
إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ
إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا
صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا ١١٠
Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya aku
ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya
tuhan kamu itu adalah tuhan yang maha Esa. Barang siapa yang mengharap
perjumpaan dengan tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal sholeh dan
janganlah ia mepersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
(Q.S. Al-Kahfi [18] : 110)
c) Keharusan untuk
menjadikan Rasulullah SAW. Sebagai teladan dan pembimbing dalam ibadah.
لَّقَدۡ
كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ
وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا ٢١
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.“ (Q.S. Al-Ahzâb [33] : 21)
d) Ibadah itu memiliki
batas kadar dan waktu yang tidak boleh dilampaui.
فَإِذَا
قَضَيۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ
جُنُوبِكُمۡۚ فَإِذَا ٱطۡمَأۡنَنتُمۡ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ
كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَٰبٗا مَّوۡقُوتٗا ١٠٣
Artinya : “Sesungguhnya shalat kewajiban yang telah
ditentukan waktunya. (Q.S. An-Nisâ [4] : 103)
e) Keharusan menjadikan ibadah dibangun di atas kecintaan,
ketundukan, ketakutan, dan pengharapan kepada Allah SWT.
أُوْلَٰٓئِكَ
ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ يَبۡتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ ٱلۡوَسِيلَةَ أَيُّهُمۡ
أَقۡرَبُ وَيَرۡجُونَ رَحۡمَتَهُۥ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُۥٓۚ إِنَّ عَذَابَ
رَبِّكَ كَانَ مَحۡذُورٗا ٥٧
Artinya : “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri
mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di anatara mereka yang lebih dekat
(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya.” (Q.S.
Al-Isrâ’ [17] : 57)
f) Beribadah dalam keseimbangan dunia dan akhirat, artinya
proporsional tidak hanya semata-mata kehidupan akhirat saja yang dikejar tetapi
kehidupan dunia juga tidak dilupakan sebagai sarana beribadah kepada Allah.
فَٱنطَلَقَا
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَيَآ أَهۡلَ قَرۡيَةٍ ٱسۡتَطۡعَمَآ أَهۡلَهَا فَأَبَوۡاْ أَن
يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارٗا يُرِيدُ أَن يَنقَضَّ فَأَقَامَهُۥۖ
قَالَ لَوۡ شِئۡتَ لَتَّخَذۡتَ عَلَيۡهِ أَجۡرٗا ٧٧
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-Kahfi [18] : 77)
e) Ibadah tidaklah gugur kewajibannya pada manusia sejak
baligh dalam keadaan berakal sampai meninggal dunia.
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢
Artinya : “ … dan janganlah kalian mati kecuali dalam
keadaan memeluk agama Islam.” (Q.S. Âli
‘Imrân [3] : 102)
5. Tujuan Ibadah dalam Islam
Tujuan ibadah
adalah untuk membersihkan dan menyucikan jiwa dengan mengenal dan mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Serta pengharapan ridha dari Allah SWT. Sehingga ibadah
disamping untuk kepentingan yang bersifat ukhrawi juga untuk kepentingan dan
kebaikan diri sendiri, keluarga serta masyarakat yang bersifat duniawi.
6. Keterkaitan Ibadah dalam kehidupan sehari-hari
Ibadah dalam
Islam menempati posisi yang paling utama dan menjadi titik sentral seluruh aktivitas
manusia. Sehingga apa saja yang dilakukan oleh manusia bisa bernilai ibadah
namun tergantung pada niatnya masing-masing, maka dapat dikatakan bahwa
aktivitas manusia dapat bernilai ganda, yaitu bernilai material dan bernilai
spiritual.
- Buku Siswa Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 | Madrasah Aliyah kelas X